Dynamic
Routing
Disusun
Oleh :
1.
Annisa ulya rosada (02)
2.
Artika pusita paramita (03)
SMK SAKTI GEMOLONG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
I. Tujuan
1. siswa memahami konsep routing
RIP dengan perangkat Cisco.
2. siswa mampu melakukan
konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan
protokol routing RIP.
II.
Peralatan Yang Dibutuhkan
1. Satu buah Cisco router
2. Dua buah komputer sebagai
host.
3. NIC Card (Kartu Jaringan)
yang terpasang di masing – masing komputer.
4. Hub/Switch sebagai
penghubung jaringan.
5. Kabel jaringan secukupnya.
III. Dasar
Teori
Sebagian besar algoritma
routing dapat diklasifikasikan menjadi satu dari dua kategori
berikut:
- Distance vector
- Link-state
Routing distance vector
bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain
dalam suatu internetwork.
Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi
yang benar pada suatu
internetwork.
Gambar
1 Klasifikasi routing protokol
Algoritma routing distance
vector secara periodik menyalin table routing dari router ke
router. Perubahan table
routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat
terjadi perubahan topologi.
Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-
Ford.
Setiap router menerima table
routing dari router tetangga yang terhubung langsung. Pada
gambar di bawah ini
digambarkan konsep kerja dari distance vector.
Gambar 2 Konsep
Distance Vector
Router B menerima informasi
dari Router A. Router B menambahkan nomor distance
vector, seperti jumlah hop.
Jumlah ini menambahkan distance vector. Router B melewatkan table
routing baru ini ke
router-router tetangganya yang lain, yaitu Router C. Proses ini akan terus
berlangsung untuk semua
router.
Algoritma ini mengakumulasi
jarak jaringan sehingga dapat digunakan untuk
memperbaiki database
informasi mengenai topologi jaringan. Bagaimanapun, algoritma distance
vector tidak mengijinkan
router untuk mengetahui secara pasti topologi internetwork karena
hanya melihat router-router
tetangganya.
Setiap router yang
menggunakan distance vector pertama kali mengidentifikasi routerrouter
tetangganya. Interface yang
terhubung langsung ke router tetangganya mempunyai
distance 0. Router yang
menerapkan distance vector dapat menentukan jalur terbaik untuk
menuju ke jaringan tujuan
berdasarkan informasi yang diterima dari tetangganya. Router A
mempelajari jaringan lain
berdasarkan informasi yang diterima dari router B. Masing-masing
router lain menambahkan dalam
table routingnya yang mempunyai akumulasi distance vector
untuk melihat sejauh mana
jaringan yang akan dituju. Seperti yang dijelakan oleh gambar berikut
ini:
Update table routing terjadi
ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan
proses discovery, proses
update perubahan topologi step-by-step dari router ke router.
Untuk mengetahui tabel
routing di masing-masing router dapat digunakan perintah show
ip route. Seperti contoh
konfigurasi di bawah ini :
Setting
kabel serial interface
Tentukan dahulu yang mana DTE
dan DCE. Lihat gambar berikut :
Gambar 4 DCE dan DTE
cable
Atau juga bisa dicek dengan
perintah (dalam hal ini pada R1):
Router# show controllers
serial 0/1/0
......
V.35 DCE Cable
......
Setelah itu setting IP
address dan berikan clock rate hanya pada DCE cable yang akan
memberikan clocking sinyal.
Router# configure terminal
Router(config)# interface
serial 0/1/0
Router(config-if)# ip address
192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)# clock rate
64000
Router(config-if)# no
shutdown
Setting
Router RIP
Untuk setting pada konfigurasi
berbasis routing RIP, maka yang dimasukkan hanya jaringan
yang terhubung langsung,
misal pada R1, yang dimasukkan adalah jaringan 192.168.1.0/24 dan
192.168.2.0/24
Konfigurasi pada R1 :
Router# configure terminal
Router(config)# router rip
Router (config-router)#
network 192.168.1.0
Router (config-router)#
network 192.168.2.0
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
Cek
konfigurasi
Untuk mengecek konfigurasi
yang telah dibuat, dan menguji apakah semua router sudah dalam
keadaan konvergen, maka dapat
dicek sebagai berikut :
Keterangan :
R : menggunakan routing
protocol RIP.
Untuk menuju ke jaringan
192.168.4.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2 dengan jumlah hop
1 (dari 120/1)
Untuk menuju ke jaringan
192.168.6.0/24 dapat melalui gateway 192.168.2.2 dengan jumlah hop
2 (dari 120/2)
IV. Tugas
Pendahuluan
1. Jelaskan secara singkat
tentang system kerja protokol routing RIP ?
2. Jelaskan secara singkat
perbedaan RIP dan OSPF ?
V. Percobaan
Bangunlah topologi jaringan
seperti berikut ini :
A. Setting
untuk Client
1. Setting ip untuk client
# ifconfig eth0 192.168.1.2
netmask 255.255.255.0
2. Tambahkan default gateway
untuk PC client
# route add –net default gw
192.168.1.1
Lakukan hal yang sama untuk
PC Client yang lainnya.
B. Setting
untuk Cisco Router
1. Setting pada Cisco Router
a. Nyalakan perangkat CISCO
b. Tunggu hingga proses
booting perangkat CISCO selesai
c. Siapkan aplikasi minicom
dengan setting 9600 8 N 1
R1
R2
R3
Gambar 6. Setting
dengan minicom (minicom –s)
d. Setting ip address pada
masing-masing interface
Router 1 :
Continue with configuration
dialog? [yes/no]: no
Router#conf t
Router(config)#interface
fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address
192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface
serial 2/0
Router(config-if)#ip address
192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock
rate 64000 => sebagai DCE
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router 2:
Continue with configuration dialog?
[yes/no]: no
Router#conf t
Router(config)#interface
serial 2/0
Router(config-if)#ip address
192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface
serial 3/0
Router(config-if)#ip address
192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#clock
rate 64000 => sebagai DCE
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface
fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address
192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router 3:
Continue with configuration
dialog? [yes/no]: no
Router#conf t
Router(config)#interface
fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address
192.168.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface
serial 2/0
Router(config-if)#ip address
192.168.4.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
e. Setting table routing pada
masing-masing Router
Router 1:
Router# configure terminal
Router(config)# router rip
Router (config-router)#
network 192.168.1.0
Router (config-router)#
network 192.168.2.0
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
Router 2:
Router# configure terminal
Router(config)# router rip
Router (config-router)#
network 192.168.2.0
Router (config-router)#
network 192.168.3.0
Router (config-router)#
network 192.168.4.0
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
Router 3:
Router# configure terminal
Router(config)# router rip
Router (config-router)#
network 192.168.4.0
Router (config-router)#
network 192.168.5.0
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
NB:
Perhatikan kabel DCE dan DTE,
untuk mengecek gunakan perintah :
Router# show controllers
serial 0/1/1
C. Tes
konfigurasi dan koneksi, catat hasilnya
1. Dari Cisco router, catat
hasilnya
a. Cek tabel routing :
Router# show ip route
b. Cek ip address
Router# show ip interface
brief
c. Untuk mengamati update
tabel routing, gunakan perintah
Router# debug ip rip =>
untuk mengaktifkan
Router# no debug ip rip =>
untuk menonaktifkan
2. Dari PC Client yang
pertama :
Lakukan ping dan traceroute
(catat hasilnya) ke :
IP gateway : 192.168.1.1
IP NetID yang lain :
192.168.4.2
IP PC Client yang lain :
192.168.3.2 dan 192.168.5.2
D. Rubah
Topologi
1. Rubahlah topologi yang
telah anda buat. Asumsi terjadi trouble jaringan dari R2 menuju
R3, dengan mencabut kabel
serial dari R2 menuju R3. Amati proses yang terjadi untuk
melakukan update table
routingnya.
2. Cek kembali tabel routing
di masing-masing Router dengan perintah (catat hasilnya) :
Router# show ip route
Router# debug ip route =>
amati butuh waktu berapa lama untuk
mencapai konvergen data
3. Ulangi langkah C.2 dan
bandingkan hasilnya.
4. Ulangi langkah D.1 dengan
asumsi bahwa perbaikan sudah dilakukan, dan amati
bagaimana router melakukan
update table routing lagi dengan perintah di D.2-3.
E. Protokol
OSPF
1. Hapus protokol rip di
semua router
Router 1:
Router# configure terminal
Router(config)# no router rip
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
Router 2:
Router# configure terminal
Router(config)# no router rip
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
Router 3:
Router# configure terminal
Router(config)# no router rip
Router (config-router)#
CTRL-Z
Router#
2. Setting table routing pada
masing-masing Router dengan protokol OSPF
Router 1:
Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network
192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network
192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#^Z
Router#
Router 2:
Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network
192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network
192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network
192.168.4.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#^Z
Router#
Router 3:
Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network
192.168.4.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network
192.168.5.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#^Z
Router#
3. Ulangi langkah C dan D.
Untuk langkah C.1.c gunakan perintah berikut :
Router# debug ip ospf events
=> untuk mengaktifkan
Router# no debug ip ospf
events => untuk menonaktifkan
0 comments:
Post a Comment